Jumat, 16 Juni 2017

ARTIKEL PENELITIAN SCISSOR LIFT

ARTIKEL PENELITIAN
PERENCANAAN PROSES PABRIKASI SCISSOR LIFT PADA KENDARAAN GARBARATA
Muhammad Akbar Wiguna
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
abarwiguna@yahoo.co.id

ABSTRAK

Menaiki pesawat hari  ini  bukan lagi sebagai barang mahal . Dampaknya semakin banyak operator pesawat yang memiliki banyak pesawat. Akibatnya penggunaan bandara menjadi padat dan perlu adanya peningkatan pelayanan bandara. Tujuan skripsi ini adalah untuk memudahkan penumpang untuk masuk kedalam pesawat langsung melalui kendaraan yang berfungsi juga sebagai garbarata. Garbarata dengan mekanisme gerak scissor lift melalui proses pabrikasi.  Pabrikasi garbarata dilakukan di laboratorium produksi. Pengerjaan dilakukan mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengerjaan, pengecatan, assembly dan pengujian. Proses pabrikasi dilakukan dengan baik tanpa ada kendala. Pada saat pengujian dilakukan menghasilkan gerakan scissor lift yang lancar serta kerataan permukaan pada platform frame yang sesuai dengan base frame.
Kata Kunci : Pesawat Terbang,Scissor lift,assembly,pabrikasi


ABSTRACT

Air transportation is no longer expensive. Today it result on the growing number of aircraft owned by the aircraft operators. Thus. Airports are getting more crowded and airport service needs upgrading. The aim of this thesis is to help passengers get on the airplane directly from a vehicle that also serves as a garbarata. Garbarata with a scissorlift mechanism is fabricated in the manufacturing laboratory. The works start with material selection, manufacturing process, painting, assembling and testing.The fabrication process is well done without any difficulties. The test shows smooth movements of the scissor lift and a flat level between platform frame with the base frame.

Keywords: Aircraft, Scissor lifts, assembly, fabrication




Latar Belakang
Transportasi yang menyangkut pergerakan orang dan barang pada hakekatnya telah dikenal secara alamiah semenjak manusia ada di bumi, meskipun pergerakan atau perpindahan  itu masih dilakukan secara sederhana. Sepanjang sejarah transportasi baik volume maupun teknologinya berkembang sangat pesat. Sebagai akibat dari adanya kebutuhan pergerakan manusia dan barang, maka timbulah tuntutan untuk menyediakan prasarana dan sarana agar pergerakan tersebut bisa berlangsung dengan  kondisi aman, nyaman dan  lancar, serta ekonomis dari segi waktu dan biaya.
Dewasa ini, kebutuhan akan angkutan jarak jauh sangat diperlukan. Dengan berbagai pertimbangan masyarakat maka pesawat terbang adalah angkutan yang efisien waktu dan biaya. Pengguna moda transportasi udara meningkat dari tahun ke tahun . Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah penumpang pesawat terbang dari tahun 2006-2013 yang memiliki peningkatan cukup signifikan.
Peningkatan pengguna transportasi udara seharusmya diikuti dengan penyedian fasilitas yang menunjang akan mobilitas penumpang agar mudah dan nyaman. Kendala yang dihadapi bandara yang ada di Indonesia  adalah kepadatan jam penerbangan yang  berdampak pada parkir pesawat yang jauh dari terminal bandara. Serta antrian pesawat yang segera menaikkan penumpang harus mendekati garbarata yang terintegrasi dengan terminal bandara. Waktu yang dibutuhkan terlalu lama hanya untuk antrian tersebut.
Ketiadaan garbarata di beberapa bandara kecil di Indonesia, menyulitkan para penyandang cacat untuk naik ke dalam pesawat. Selain itu, apabila kondisi cuaca sedang hujan maupun panas yang cukup terik, penumpang yang sehat pun menjadi kurang nyaman.
Namun karena terbatasnya kapasitas terminal maka fasilitas bandara seperti garbarata sangat terbatas. Peningkatan jam penerbangan tidak sejalan dengan peningkatan infrastruktur yang ada.
Melihat permasalahan di atas yaitu ketiadaan standar layanan bandara untuk proses boarding sebagai akibat dari keterbatasan kapasitas terminal, maka perlu dibuat sebuah solusi dengan merancang sebuah apron bus yang berfungsi juga sebagai garbarata.Perlu adanya proses pabrikasi dan perakitan antara komponen-komponen yaitu. Base frame, platform frame, scissor frame dan juga pin-pin pada scissor lift. Dalam proses ini peneliti memfokuskan pada sistem pengangkat pada scissor


Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah  yang telah diuraikan di atas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut:
1.       Bagaimana akses penumpang untuk menaiki pesawat sebagai moda transportasi?
2.       Bagaimana menaikkan penumpang ke pesawat sehingga dapat digunakan para penumpang?
3.       Bagaimana proses perencanaan pabrikasi scissor lift?
4.       Komponen apa saja yang digunakan dalam proses perencanaan pabrikasi scissor lift?
5.       Bagaimana cara meng-assembly komponen hingga menjadi scissor lift?

Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah, juga mengingat keterbatasan dalam hal teori-teori, waktu, tenaga, dan biaya, peneliti membatasi penelitian ini pada:
1.       Software yang digunakan adalah  Solidwork 2014.
2.       Pabrikasi dengan ukuran skala 1:7 yang berbentuk purwarupa
3.       Penentuan dimensi dan bahan baku yang digunakan dalam proses pembuataan scissor lift  telah dilakukan oleh tim desain, peneliti hanya melakukan perencanaan proses pabrikasi dari scissor lift.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam proposal penelitian ini adalah “Bagaimana merencana pabrikasi scissor lift pada kendaraan garbarata

Manfaat Penelitian
1.      Penelitian ini berguna untuk kemudahan penumpang dan disabilitas dalam proses naik dan turun pesawat tanpa melakukan transit dari apron bus. Pihak bandara juga tidak perlu menambah garbarata. Disamping menghemat anggaran  dan juga waktu. Kendaraan garbarata  juga lebih mudah dioperasikan ketika pesawat jauh dari terminal. Diharapkan rancangan kendaraan garbarata digunakan oleh bandara bandara di seluruh indonesia. Tanpa harus mengeluarkan anggaran lebih untuk pembangunan terminal bandara.
2.      Dapat memberikan kontribusi bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar praktik siswa jurusan Teknik Kendaraaan Ringan (TKR).
3.      Menjadi bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dalam pengembangan peralatan bengkel dan faktor yang lainya yang mempengaruhi hasil belajar praktik.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini tujuan utamanya adalah:
1.       Agar diperoleh hasil rancangan kerangka dan mekanisme penggerak scissor lift  yang dapat diproduksi.
2.       Mengetahui proses pabrikasi yang diperlukan untuk menentukan pembuatan scissor lift pada mobil garbarata.
3.       Membuat scissor lift sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan.

Metode Penelitian
1.       Bentuk Desain
Setelah bentuk dan struktur  komponen-komponen mulai terlihat maka proses pemodelan, analisis, dan integrasi dapat dimulai. Dalam  tahap - tahap awal, ukuran dan kekuatan komponen – komponen utama ditentukan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan di tahap awal pendefinisian bentuk bangun komponen – komponen dan struktur – struktur. Dalam mendesain suatu komponen, proses pabrikasi yang akan digunakan tidak dapat diabaikan. Sudah tentu setiap proses pabrikasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing dan seringkali keputusan diambil berdasarkan biaya terhadap kuantitas.
2.         Pemilihan Bahan Baku dan Proses Pabrikasi yang Diusulkan
Pemilihan bahan baku dan proses pabrikasi merupakan bagian integral dari proses pengambilan keputusan dalam desain teknik. Audit bahan baku dan proses perlu dilaksanakan sebagai bagian dari audit desain. Bahan baku dan proses – proses berkembang dengan sangat cepat sehingga sulit bagi seorang desainer untuk memiliki pemahaman luas & terkini atas semua bahan baku modern.
Penggunaan bahan baku secara tepat bisa berarti performa produk yang lebih baik, efisiensi yang lebih besar, dan biaya yang lebih rendah, yang meningkatkan daya saing perusahaan. Substitusi komponen logam dengan plastik dapat menurunkan biaya perakitan dengan mengurangi jumlah suku cadang dan memangkas biaya proses pabrikasi.
3.     Desain untuk kemudahan perakitan dan pabrikasi
Seorang desainer teknik, apakah ia bagian dari suatu tim yang beranggotakan ahli teknik pabrikasi atau tidak, membutuhkan pengetahuan mengenai metode- metode pabrikasi. Praktek yang baik mensyaratkan bahwa selama seluruh tahap proses desain, dibutuhkan saran dari para ahli pabrikasi, dan desainer harus berusaha memanfatkan mesin dan alat yang tersedia yang mungkin bisa dimanfaatkan.
Dengan mengasumsikan bahwa semua kemungkinan modifikasi komponen atau kesalahan “logika” perakitan telah terdeteksi pada saat eksekusi gambar skema, maka sebuah desain seharusnya dapat diikerjakan mesin dan perakitan, setelah  hal – hal berikut dikaji secara kritis.
4.       Meminimalisasi jumlah komponen
Semakin banyak jumlah komponen yang dibutuhkan dari suatu produk maka waktu perakitan akan semakin lama. Begitu pula dengan sebaliknya. Jika jumlah komponen yang dibutuhkan dari suatu produk sedikit maka waktu perakitan akan semakin cepat.
Deskripsi penelitian
Dalam melakukan perencanaan pabrikasi Scissor Lift garbarata, Langkah awal  yaitu menentukan komponen utama hasil rancangan Scissor Lift.


Gambar  Komponen Utama Scissor Lift Garbarata

Berdasarkan hasil desain dan Scissor Lift pada   kendaraan garbarata, diperoleh 4 bagian utama untuk mempermudah pabrikasi yang dilakukan. Berikut bagian Scissor Lift garbarata :
1.       Rangka Bawah Scissor Lift Garbarata
2.       Rangka atas Kanan Scissor Lift Garbarata
3.       Scissor Arm Garbarata
4.       Komponen Scissor Lift Garbarata

Analisis data Penelitian

4.2.1       Rangka Bawah Scissor Lift Garbarata
Pada proses pabrikasi pada bagian  Rangka Bawah Scissor Lift Garbarata ada beberapa part yang dibutuhkan, diantaranya :

Gambar Rangka Bawah Scissor Lift Garbarata

Gambar  Rangka Bawah Scissor Lift Garbarata


·         UNP 200 x 80 x 7,5
Bagian rangka  (1.1), (1.2) dan (1.3) menggunakan UNP dengan dimensi 200 x 80 x 7,5 mm dan material yang digunakan berupa SM 50 YA. UNP ini berfungsi sebagai rangka bawah Scissor Lift garbarata. Untuk panjang total dari material UNP yang digunakan pada bagian rangka bawah Scissor Lift garbarata ialah :
UNP                = 1.540 x 2 mm = 3.080 mm
7.495 x 2 mm = 14.990 mm
1.380 x 3 mm = 4.140 mm
Jadi Total UNP 200 x 80 x 7,5
3.080 mm + 14.990 mm + 4.140 mm = 22.210 mm  Untuk menyambungkan seluruh UNP 200 x 85 x 7,5 mm pada bagian rangka bawah tersebut menggunakan cara di las. Data terkait sambungan las berdasarkan AWS D1.1:2000 An American Natioanl Standard, Structural Welding Code-Stell, ialah :
Ketebalan plat (T) = 7,5 mm
Root Opening (R) =  min
=
= 3,75 mm
Weld Size (E) =   mm
=
= 3,75 mm
Dalam menyambungkan UNP 200 x 85 x 7,5 mm  tersebut, terlebih dahulu memotong kedua ujung UNP 200 x 8,5 x 7,5 mm  dengan besaran derajat sebesar 45°. Hal tersebut dilakukan agar kekuatan dari struktur tersebut semakin kokoh.

Gambar  Metode pemotongan


Untuk elektroda yang digunakan pada pengelasan UNP 200 x 85 x 7,5 mm  dengan ketebalan 5 mm ialah E 6013.. Jenis las yang digunakan dalam proses pengelasan Part Rangka Scissor Lift bawah ini ialah las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau las busur nyala listrik.

Gambar kampuh las

4.2.2       Komponen Scissor Lift Garbarata
Pada proses pabrikasi pada bagian Komponen Scissor Lift Garbarata ada beberapa part yang dibutuhkan, diantaranya :
Gambar Komponen Scissor arm Garbarata

Gambar Komponen Scissor arm dan bushing Garbarata



·         Hollow 250 x 150 x 6 mm
Scissor arm menggunakan Hollow dengan dimensi 250 x 150 x 6 mm dan material yang digunakan berupa SM 50 YA. Pengerjaan scissor arm dilakukan dengan pemotongan di ujung kanan dan kiri dari hollow dengan menggunakan cutting wheel. Untuk panjang total dari material hollow yang digunakan pada bagian part arm ialah :
Hollow           = 7388 x 4 mm =  29.552 mm
Jadi Total hollow 250 x 150 x 6 mm
Ialah 29.552 mm

Setelah pemotongan hollow ,pengerjaan arm dilanjutkan dengan pembuatan radius di kedua ujung hollow (1) dan dilanjutkan pengeboran (3) (4) (5) . Pada hole (3) di bor dengan diameter 10 mm  dahulu dan dilanjutkan dengan menggunakan hole saw metal dengan diameter 90 dan dilanjutkan penghalusan dan penyesuaian. Pada hole (4) dan (5) dilakukan proses yang sama dalam pengerjaan.

Dibagian  hollow 250 x 150 x  6 mm pada scissor arm tersebut dibuat bushing untuk mencegah kerusakan hole yang tipis agar tidak robek. Bushing (2.1),(2.2) dan (2.3) di masukkan ke dalam lubang dengan cara di press dan dilakukan las keliling. Data terkait sambungan las berdasarkan AWS D1.1:2000 An American Natioanl Standard, Structural Welding Code-Stell, ialah :

Ketebalan plat (T) = 6 mm
Root Opening (R) =  min
=
= 3 mm
Weld Size (E) =    mm
=
= 3 mm


Pada proses pabrikasi pada bagian Rangka atas dan Kanan Scissor Lift Garbarata ada beberapa part yang dibutuhkan, diantaranya :

Gambar Rangka atas Scissor Lift Garbarata

Gambar Komponen Scissor arm Garbarata


·         UNP 200 x 80 x 7,5 mm
Bagian rangka (3.1), (3.2), (3.3), (3.4).  menggunakan UNP dengan dimensi 200 x 80 x 7,5 mm dan material yang digunakan berupa SM 50 YA. Untuk panjang total dari material UNP yang digunakan pada bagian part rangka kiri Scissor Lift garbarata ialah :
UNP                1.540 x 2 mm = 3.080 mm
7.495 x 2 mm = 14.990 mm
1.380 x 3 mm = 4.140 mm
2.107 x 4 mm = 8.428 mm
Jadi Total UNP 200 x 80 x 7,5
15320 + 20300 + 12500 + 8428 mm = 56.548  mm
Untuk menyambungkan seluruh UNP 200 x 80 x 7,5 mm pada bagian rangka bawah tersebut menggunakan cara di las. Data terkait sambungan las berdasarkan AWS D1.1:2000 An American Natioanl Standard, Structural Welding Code-Stell, ialah :
Ketebalan plat (T) = 80 mm
Root Opening (R) =  min
=
= 3,75 mm
Weld Size (E) =    min
=
= 3,75 mm
Dalam menyambungkan UNP 200 x 80 x 7,5 mm tersebut, terlebih dahulu memotong kedua ujung UNP 200 x 80 x 7,5 mm dengan besaran derajat sebesar 45°. Hal tersebut dilakukan agar kekuatan dari struktur tersebut semakin kokoh. Untuk elektroda yang digunakan pada pengelasan UNP 200 x 80 x 7,5 mm dengan ketebalan 1,5 mm ialah E 6013. Jenis las yang digunakan dalam proses pengelasan Part Rangka Scissor Lift kiri dan bawah ini ialah las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau las busur nyala listrik.



Gambar Komponen Bodykit Garbarata

Assembly Scissor Lift Garbarata
Pada proses pabrikasi pada bagian Assembly Scissor Lift Garbarata ada beberapa part yang dibutuhkan, diantaranya :

 

Gambar Scissor Lift Garbarata


Pembahasan Hasil
Proses pabrikasi dilakukan untuk menyambung antara komponen satu dengan yang lain. Dalam pengerjaannya dihasilkan tiga komponen utama yaitu base frame, platform frame dan arm set. Pada proses pabrikasi yang dilakukan perlu adanya penentuan proses untuk mendapatkan proses pabrikasi yang tepat. Pemilihan proses pabrikasi banyak dilakukan dengan proses pengelasan, pemotongan, grinding, bubut dan drilling. Proses yang dipilih mendapatkan hasil pengerjaan yang tepat dan juga mudah.
Setelah proses ini, seluruh system telah terpasang dengan baik antara satu part dengan part yang lainnya. Ini bertujuan untuk menghindari dari kesalahan pada proses assembly keseluruhannya komponen system tersebut.
Penelitian ini bisa dikatakan mencapai target dikarenakan proses assembly dari Scissor Lift bisa dilakukan dan sebelumnya ketika dianalisis dengan software autodesk inventor oleh tim desain, salah satunya ialah Scissor Lift ini mendapatkan faktor keselamatan (safety factor).

Kesimpulan
1.       Berdasarkan hasil proses perencanaan pabrikasi scissor lift ini memiliki 4 komponen, yaitu:
1)       Base Frame.
2)       Platform Frame bawah.
3)       Arm Set.
4)       Bracket.
Dimana dari setiap komponennya terdiri dari beberapa part yang memiliki bahan baku dan jumlahnya dari setiap partnya berbeda-beda.

2.       Untuk menyatukan part yang ada pada rangka tunnel atas bawah dan kanan kiri menggunakan las dengan root opening dan weld size sebesar 5 mm. Dan part sisi menggunakan las dengan root opening dan weld size sebesar 1.5 mm
3.       Jenis las yang digunakan dalam proses pengelasan scissor lift ialah las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau las busur nyala listrik. Dengan menggunakan elektroda E 6013.

Saran
Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1.       Pada proses pabrikasi lengan diharapkan ketelitian tinggi dan kesejajaran antar komponen agar didapatkan komponen yang tepat dan baik.
2.       Pihak bandara meyiapkan garis bantu untuk memudahkan penyesuaian pintu garbarata dengan pintu pesawat.
3.       Dengan adanya desain alat scissor lift diharapkan menjadi masukkan kepada pihak industri untuk dapat memproduksi kendaraan garbarata  agar mendapatkan variasi bentuk dan fungsi dalam pemakaiannya.
4.       Sebelum fabrikasi diperlukan gambar kerja yang jelas agar proses fabrikasi dapat dikerjakan dengan baik.
Daftar Pustaka
Suwarno . FX Widadi A. (2001).  Tata Operasi Darat. Jakarta: PT Gramedia     Widiasarana Indonesia.
Okumura, Toshie. (2000). Teknologi Pengelasan Logam. Terjemahan oleh Wiryosumano,Harsono. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Hurst, Ken. (2007). Perancangan Teknik. Jakarta: PT Erlangga.
Sumayang, Lalu. (2003). Dasar-Dasar Manajemen Produksi & Produksi. Jakarta: PT Salemba Empat.
Timings, Roger.(2009). Fabrication and Welding Engineering, England: Elsevier
Mikeell P, Grover. (2010). Fundamentals of modern manufacturing: bahan bakus, processes and systes. USA: JOHN WILEY & SONS, INC.
Khurmi R.S, Gupta .(1980).A Text Book Machine Design. Kalpkupta,:Eurasia Publishing House. (PVT). LTD



Tidak ada komentar:

Posting Komentar