ARTIKEL PENELITIAN
PERENCANAAN PROSES PABRIKASI SCISSOR LIFT PADA
KENDARAAN GARBARATA
Muhammad Akbar
Wiguna
Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
abarwiguna@yahoo.co.id
ABSTRAK
Menaiki pesawat hari ini
bukan lagi sebagai barang mahal . Dampaknya semakin banyak operator
pesawat yang memiliki banyak pesawat. Akibatnya penggunaan bandara menjadi
padat dan perlu adanya peningkatan pelayanan bandara. Tujuan skripsi ini adalah
untuk memudahkan penumpang untuk masuk kedalam pesawat langsung melalui
kendaraan yang berfungsi juga sebagai garbarata. Garbarata dengan mekanisme
gerak scissor lift melalui proses pabrikasi.
Pabrikasi garbarata dilakukan di laboratorium produksi. Pengerjaan
dilakukan mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengerjaan, pengecatan, assembly dan pengujian. Proses pabrikasi
dilakukan dengan baik tanpa ada kendala. Pada saat pengujian dilakukan
menghasilkan gerakan scissor lift yang lancar serta kerataan permukaan pada
platform frame yang sesuai dengan base frame.
Kata Kunci : Pesawat
Terbang,Scissor lift,assembly,pabrikasi
ABSTRACT
Air
transportation is no longer expensive. Today it result on the growing number of
aircraft owned by the aircraft operators. Thus. Airports are getting more
crowded and airport service needs upgrading. The aim of this thesis is to help
passengers get on the airplane directly from a vehicle that also serves as a
garbarata. Garbarata with a scissorlift mechanism is fabricated in the manufacturing
laboratory. The works start with material selection, manufacturing process,
painting, assembling and testing.The fabrication process is well done without
any difficulties. The test shows smooth movements of the scissor lift and a
flat level between platform frame with the base frame.
Keywords:
Aircraft, Scissor lifts, assembly, fabrication
Latar Belakang
Transportasi yang menyangkut pergerakan
orang dan barang pada hakekatnya telah dikenal secara alamiah semenjak manusia ada
di bumi, meskipun pergerakan atau perpindahan
itu masih dilakukan secara sederhana. Sepanjang sejarah transportasi
baik volume maupun teknologinya berkembang sangat pesat. Sebagai akibat dari
adanya kebutuhan pergerakan manusia dan barang, maka timbulah tuntutan untuk
menyediakan prasarana dan sarana agar pergerakan tersebut bisa berlangsung
dengan kondisi aman, nyaman dan lancar, serta ekonomis dari segi waktu dan
biaya.
Dewasa ini, kebutuhan akan angkutan
jarak jauh sangat diperlukan. Dengan berbagai pertimbangan masyarakat maka pesawat terbang adalah angkutan yang
efisien waktu dan biaya. Pengguna
moda transportasi udara meningkat dari tahun ke tahun . Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah
penumpang pesawat terbang dari tahun 2006-2013 yang memiliki peningkatan cukup
signifikan.
Peningkatan pengguna
transportasi udara seharusmya diikuti dengan penyedian fasilitas yang menunjang
akan mobilitas penumpang agar mudah dan nyaman. Kendala yang dihadapi bandara
yang ada di Indonesia adalah kepadatan
jam penerbangan yang berdampak pada
parkir pesawat yang jauh dari terminal
bandara.
Serta antrian pesawat yang segera menaikkan penumpang harus mendekati garbarata
yang terintegrasi dengan terminal
bandara. Waktu yang dibutuhkan terlalu lama hanya untuk antrian tersebut.
Ketiadaan
garbarata di beberapa bandara kecil di Indonesia, menyulitkan para penyandang
cacat untuk naik ke dalam pesawat. Selain itu, apabila kondisi cuaca
sedang hujan maupun panas yang cukup terik, penumpang
yang sehat pun menjadi kurang nyaman.
Namun karena terbatasnya kapasitas
terminal maka fasilitas bandara seperti garbarata sangat terbatas. Peningkatan jam
penerbangan tidak sejalan dengan peningkatan infrastruktur yang ada.
Melihat
permasalahan di atas yaitu ketiadaan standar layanan bandara untuk proses
boarding sebagai akibat dari keterbatasan kapasitas terminal, maka perlu dibuat
sebuah solusi dengan merancang sebuah apron bus yang berfungsi juga sebagai
garbarata.Perlu adanya proses pabrikasi dan perakitan antara
komponen-komponen yaitu. Base frame,
platform frame, scissor frame dan juga pin-pin
pada scissor lift. Dalam proses
ini peneliti memfokuskan pada sistem pengangkat pada scissor
Identifikasi
Masalah
Dari
latar belakang masalah yang telah
diuraikan di atas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
akses penumpang untuk menaiki pesawat sebagai moda transportasi?
2. Bagaimana
menaikkan penumpang ke pesawat sehingga dapat digunakan para penumpang?
3. Bagaimana
proses perencanaan pabrikasi scissor lift?
4. Komponen
apa saja yang digunakan dalam proses perencanaan pabrikasi scissor lift?
5. Bagaimana
cara meng-assembly komponen hingga menjadi scissor lift?
Pembatasan
Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus dan
terarah, juga mengingat keterbatasan dalam hal teori-teori, waktu, tenaga, dan
biaya, peneliti membatasi penelitian ini pada:
1.
Software yang
digunakan adalah Solidwork 2014.
2.
Pabrikasi dengan
ukuran skala 1:7 yang berbentuk
purwarupa
3. Penentuan
dimensi dan bahan baku yang digunakan dalam proses pembuataan scissor lift telah dilakukan oleh tim desain, peneliti
hanya melakukan perencanaan proses pabrikasi dari scissor lift.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, maka perumusan masalah
dalam proposal penelitian ini adalah “Bagaimana merencana pabrikasi scissor
lift pada kendaraan garbarata ”
Manfaat
Penelitian
1. Penelitian
ini berguna untuk kemudahan penumpang
dan disabilitas dalam proses naik dan turun pesawat tanpa melakukan transit dari apron bus.
Pihak bandara juga tidak perlu menambah garbarata. Disamping menghemat
anggaran dan juga waktu. Kendaraan
garbarata juga lebih mudah dioperasikan ketika pesawat
jauh dari terminal. Diharapkan rancangan kendaraan garbarata digunakan oleh
bandara bandara di seluruh indonesia. Tanpa harus mengeluarkan anggaran lebih
untuk pembangunan terminal bandara.
2. Dapat
memberikan kontribusi bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar praktik
siswa jurusan Teknik Kendaraaan Ringan (TKR).
3.
Menjadi bahan kajian untuk penelitian
lebih lanjut dalam pengembangan peralatan bengkel dan faktor yang lainya yang
mempengaruhi hasil belajar praktik.
Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini tujuan utamanya adalah:
1.
Agar diperoleh hasil rancangan kerangka
dan mekanisme penggerak scissor lift yang dapat diproduksi.
2.
Mengetahui proses pabrikasi yang
diperlukan untuk menentukan pembuatan scissor
lift pada mobil garbarata.
3.
Membuat scissor lift sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi yang telah
ditentukan.
Metode
Penelitian
1.
Bentuk
Desain
Setelah
bentuk dan struktur komponen-komponen mulai terlihat maka proses
pemodelan, analisis, dan integrasi dapat dimulai. Dalam tahap - tahap awal, ukuran dan kekuatan
komponen – komponen utama ditentukan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan
di tahap awal pendefinisian bentuk bangun komponen – komponen dan struktur –
struktur. Dalam mendesain suatu komponen, proses pabrikasi yang akan digunakan
tidak dapat diabaikan. Sudah tentu setiap proses pabrikasi memiliki kelebihan
dan kekurangan masing- masing dan seringkali keputusan diambil berdasarkan
biaya terhadap kuantitas.
2.
Pemilihan Bahan
Baku
dan Proses
Pabrikasi
yang Diusulkan
Pemilihan bahan baku dan proses pabrikasi merupakan
bagian integral dari proses pengambilan keputusan dalam desain teknik. Audit bahan baku dan proses perlu dilaksanakan
sebagai bagian dari audit desain. Bahan baku dan proses – proses berkembang
dengan sangat cepat sehingga sulit bagi seorang desainer untuk memiliki
pemahaman luas & terkini atas semua bahan baku modern.
Penggunaan bahan baku secara tepat bisa berarti performa
produk yang lebih baik, efisiensi yang lebih besar, dan biaya yang lebih
rendah, yang meningkatkan daya saing perusahaan. Substitusi komponen logam
dengan plastik dapat menurunkan biaya perakitan dengan mengurangi jumlah suku
cadang dan memangkas biaya proses pabrikasi.
3. Desain
untuk kemudahan perakitan dan pabrikasi
Seorang desainer teknik, apakah ia bagian dari suatu tim
yang beranggotakan ahli teknik pabrikasi atau tidak, membutuhkan pengetahuan
mengenai metode- metode pabrikasi. Praktek yang baik mensyaratkan bahwa selama
seluruh tahap proses desain, dibutuhkan saran dari para ahli pabrikasi, dan desainer harus
berusaha memanfatkan mesin dan alat yang tersedia yang mungkin bisa
dimanfaatkan.
Dengan mengasumsikan bahwa semua kemungkinan modifikasi
komponen atau kesalahan “logika” perakitan telah terdeteksi pada saat eksekusi
gambar skema, maka sebuah desain seharusnya dapat diikerjakan mesin dan
perakitan, setelah hal – hal berikut
dikaji secara kritis.
4.
Meminimalisasi
jumlah komponen
Semakin
banyak jumlah komponen yang dibutuhkan dari suatu produk maka waktu perakitan
akan semakin lama. Begitu pula dengan sebaliknya. Jika jumlah komponen yang
dibutuhkan dari suatu produk sedikit maka waktu perakitan akan semakin cepat.
Deskripsi
penelitian
Dalam melakukan perencanaan pabrikasi Scissor Lift garbarata, Langkah awal yaitu menentukan komponen utama hasil
rancangan Scissor Lift.
Gambar Komponen Utama Scissor Lift Garbarata
Berdasarkan hasil desain dan Scissor Lift pada kendaraan garbarata, diperoleh 4 bagian utama
untuk mempermudah pabrikasi yang dilakukan. Berikut bagian Scissor Lift garbarata :
1. Rangka Bawah Scissor Lift Garbarata
2. Rangka atas Kanan Scissor Lift Garbarata
3. Scissor
Arm Garbarata
4. Komponen Scissor
Lift Garbarata
Analisis data Penelitian
4.2.1 Rangka Bawah Scissor Lift Garbarata
Pada proses pabrikasi pada bagian Rangka Bawah Scissor Lift Garbarata
ada beberapa part yang dibutuhkan,
diantaranya :
Gambar Rangka Bawah Scissor Lift Garbarata
Gambar Rangka Bawah Scissor Lift Garbarata
·
UNP 200 x 80 x 7,5
Bagian
rangka (1.1), (1.2) dan (1.3)
menggunakan UNP dengan dimensi 200
x 80 x 7,5 mm dan material
yang digunakan berupa SM 50
YA. UNP
ini berfungsi sebagai rangka bawah Scissor
Lift garbarata. Untuk panjang
total dari material UNP yang digunakan pada bagian rangka bawah Scissor
Lift garbarata ialah :
UNP = 1.540 x 2 mm = 3.080 mm
7.495 x 2 mm = 14.990 mm
1.380 x 3 mm = 4.140 mm
Jadi Total UNP 200 x 80 x 7,5
3.080 mm + 14.990 mm + 4.140 mm = 22.210 mm Untuk menyambungkan seluruh UNP 200
x 85 x 7,5 mm pada bagian rangka bawah tersebut menggunakan cara
di las. Data terkait sambungan las berdasarkan AWS D1.1:2000 An American
Natioanl Standard, Structural Welding Code-Stell, ialah :
Ketebalan plat (T) = 7,5 mm
Root
Opening (R) = min
=
= 3,75 mm
Weld
Size (E) = mm
=
= 3,75 mm
Dalam
menyambungkan UNP 200
x 85 x 7,5 mm tersebut, terlebih dahulu memotong kedua ujung
UNP 200 x 8,5 x 7,5 mm dengan besaran
derajat sebesar 45°. Hal tersebut dilakukan agar kekuatan dari struktur
tersebut semakin kokoh.
Gambar Metode pemotongan
Untuk elektroda
yang digunakan pada pengelasan UNP 200
x 85 x 7,5 mm dengan ketebalan 5 mm ialah E
6013.. Jenis las yang digunakan
dalam proses pengelasan Part
Rangka Scissor Lift bawah ini ialah las SMAW (Shielded
Metal Arc Welding) atau las busur nyala listrik.
Gambar kampuh las
4.2.2 Komponen Scissor Lift Garbarata
Pada proses pabrikasi pada bagian Komponen Scissor
Lift
Garbarata ada beberapa part yang dibutuhkan, diantaranya :
Gambar Komponen Scissor arm
Garbarata
Gambar Komponen Scissor arm dan bushing
Garbarata
·
Hollow 250 x 150 x 6 mm
Scissor arm menggunakan Hollow dengan dimensi 250 x 150 x 6 mm dan material yang digunakan berupa SM 50 YA. Pengerjaan scissor arm dilakukan dengan pemotongan di ujung kanan dan kiri
dari hollow dengan menggunakan
cutting wheel. Untuk panjang total dari material hollow
yang digunakan pada bagian part arm ialah :
Hollow = 7388 x 4 mm =
29.552 mm
Jadi Total hollow 250 x 150 x 6 mm
Ialah 29.552 mm
Setelah pemotongan hollow ,pengerjaan arm dilanjutkan dengan pembuatan radius
di kedua ujung hollow (1) dan dilanjutkan pengeboran (3) (4) (5) . Pada hole
(3) di bor dengan diameter 10 mm dahulu
dan dilanjutkan dengan menggunakan hole
saw metal dengan diameter 90 dan dilanjutkan penghalusan dan penyesuaian. Pada hole (4) dan (5) dilakukan proses
yang sama dalam pengerjaan.
Dibagian hollow 250 x 150 x 6 mm pada scissor arm tersebut dibuat bushing untuk mencegah kerusakan hole yang tipis agar tidak robek. Bushing (2.1),(2.2) dan (2.3) di masukkan ke dalam lubang dengan cara di press dan dilakukan las keliling. Data terkait sambungan las berdasarkan AWS D1.1:2000 An American Natioanl Standard, Structural Welding Code-Stell, ialah :
Ketebalan plat (T) =
6 mm
Root Opening (R)
= min
=
= 3 mm
Weld Size (E)
= mm
=
= 3 mm
1.1.1
Rangka atas Scissor Lift Garbarata
Pada proses pabrikasi pada bagian Rangka atas dan Kanan Scissor
Lift
Garbarata ada beberapa part yang dibutuhkan, diantaranya :
Gambar Rangka atas Scissor Lift Garbarata
Gambar Komponen Scissor arm Garbarata
·
UNP 200 x 80 x 7,5 mm
Bagian
rangka (3.1), (3.2), (3.3), (3.4).
menggunakan UNP dengan dimensi
200
x 80 x 7,5 mm dan material
yang digunakan berupa SM 50 YA. Untuk panjang
total dari material UNP yang digunakan pada bagian part rangka kiri Scissor Lift
garbarata ialah :
UNP 1.540 x 2 mm = 3.080 mm
7.495 x 2 mm = 14.990 mm
1.380 x 3 mm = 4.140 mm
2.107 x 4 mm = 8.428 mm
Jadi Total UNP 200 x 80 x 7,5
15320 + 20300 + 12500 + 8428 mm = 56.548 mm
Untuk menyambungkan seluruh UNP 200 x 80 x 7,5 mm pada bagian rangka bawah
tersebut menggunakan cara
di las. Data terkait sambungan las berdasarkan AWS D1.1:2000 An American
Natioanl Standard, Structural Welding Code-Stell, ialah :
Ketebalan plat (T) =
80 mm
Root Opening (R)
= min
=
= 3,75 mm
Weld Size (E)
= min
=
= 3,75 mm
Dalam menyambungkan UNP 200 x 80 x 7,5 mm tersebut, terlebih dahulu memotong kedua ujung UNP
200 x 80 x 7,5 mm dengan besaran
derajat sebesar 45°. Hal tersebut dilakukan agar kekuatan dari struktur
tersebut semakin kokoh. Untuk elektroda yang digunakan pada pengelasan UNP
200 x 80 x 7,5 mm dengan ketebalan
1,5 mm ialah E 6013. Jenis las yang digunakan dalam proses pengelasan Part
Rangka Scissor Lift kiri dan bawah ini ialah las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau las busur nyala listrik.
Kit Garbarata adalah komponen pendukung yang
berfungsi menyambungkan antara komponen. Komponen tersebut sebagian dibeli dan
sebagian dibuat. Pada komponen shaft (4.2),(4.3),(4.5).(4.7) dilakukan proses
permesinan dengan menggunakan jenis material S 50 C. Dengan proses pembubutan
beruntun.
Gambar Komponen Bodykit
Garbarata
Pada proses pabrikasi pada bagian Assembly Scissor
Lift Garbarata ada beberapa part
yang dibutuhkan, diantaranya :
Gambar
Scissor
Lift Garbarata
Pembahasan
Hasil
Proses pabrikasi dilakukan untuk menyambung antara komponen
satu dengan yang lain. Dalam pengerjaannya dihasilkan tiga komponen utama yaitu
base frame, platform frame dan arm set. Pada proses pabrikasi yang
dilakukan perlu adanya penentuan proses untuk mendapatkan proses pabrikasi yang
tepat. Pemilihan proses pabrikasi banyak dilakukan dengan proses pengelasan,
pemotongan, grinding, bubut dan drilling. Proses yang dipilih mendapatkan hasil
pengerjaan yang tepat dan juga mudah.
Setelah proses ini, seluruh system telah terpasang dengan baik
antara satu part dengan part yang lainnya. Ini bertujuan untuk
menghindari dari kesalahan pada proses assembly
keseluruhannya komponen system tersebut.
Penelitian ini bisa dikatakan mencapai target
dikarenakan proses assembly dari Scissor
Lift bisa dilakukan dan sebelumnya ketika dianalisis dengan software autodesk inventor oleh tim
desain, salah satunya ialah Scissor Lift ini mendapatkan faktor
keselamatan (safety factor).
Kesimpulan
1. Berdasarkan
hasil proses perencanaan pabrikasi scissor
lift ini memiliki 4 komponen, yaitu:
1) Base Frame.
2) Platform Frame bawah.
3) Arm Set.
4) Bracket.
Dimana dari setiap
komponennya terdiri dari beberapa part yang memiliki bahan baku dan jumlahnya dari setiap partnya berbeda-beda.
2. Untuk menyatukan part yang ada pada rangka
tunnel atas bawah dan kanan kiri menggunakan las dengan root opening dan weld size sebesar 5 mm. Dan part sisi menggunakan las dengan root opening dan weld size sebesar 1.5 mm
3.
Jenis las yang digunakan dalam proses
pengelasan scissor lift ialah las
SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
atau las busur nyala listrik. Dengan menggunakan elektroda E 6013.
Saran
Dalam
penelitian ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berdasarkan hasil
penelitian, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Pada
proses pabrikasi lengan diharapkan ketelitian tinggi dan kesejajaran antar
komponen agar didapatkan komponen yang tepat dan baik.
2. Pihak
bandara meyiapkan garis bantu untuk memudahkan penyesuaian pintu garbarata
dengan pintu pesawat.
3. Dengan
adanya desain alat scissor lift diharapkan menjadi masukkan kepada pihak
industri untuk dapat memproduksi kendaraan garbarata agar mendapatkan variasi bentuk dan fungsi
dalam pemakaiannya.
4. Sebelum
fabrikasi diperlukan gambar kerja yang jelas agar proses fabrikasi dapat
dikerjakan dengan baik.
Daftar Pustaka
Suwarno . FX Widadi A. (2001). Tata
Operasi Darat. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Okumura, Toshie. (2000). Teknologi Pengelasan Logam. Terjemahan
oleh Wiryosumano,Harsono. Jakarta: PT
Pradnya Paramita.
Hurst,
Ken. (2007). Perancangan Teknik.
Jakarta: PT Erlangga.
Sumayang, Lalu. (2003). Dasar-Dasar Manajemen Produksi &
Produksi. Jakarta: PT Salemba Empat.
Timings,
Roger.(2009). Fabrication and Welding
Engineering, England: Elsevier
Mikeell P, Grover. (2010). Fundamentals of modern
manufacturing: bahan bakus, processes and systes. USA:
JOHN WILEY & SONS, INC.
Khurmi R.S, Gupta .(1980).A Text Book Machine Design. Kalpkupta,:Eurasia
Publishing House. (PVT). LTD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar